Apa itu prangko ?
PRANGKO adalah benda berharga
disamping fungsi utamanya sebagai tanda pelunasan porto dan biaya pos ,
juga merupakan wahana untuk menyampaikan pesan mengenai berbagai kepentingan
masyarakat, termasuk carik kenangan bendapos bercetakan prangko.
Dengan mempelajari prangko
Indonesia anda dapat memperoleh wawasan akan keindahan kepulauan Indoneia dan
lain-lain.
-
If the most valuable masterpiece is what you need.
Indonesian stamps, maybe the only remarkable chance
The value of stamps will take you into a journey to the futureJust travel through stamps and you will find the real Indonesia
Discover the beauty of tropical archipelago through Indonesian stamps Smaal windows that show you the real Indonesia.
Small things that make your travel more woeth. Indonesian stamps will tell you a lot.
In every Indonesian stamp lies an unlimited story to tell about. Seeing is believing. Collecting is enhancing. The value is ever and forever. The treasures of Indonesian heritage. Just stick on it. Enjoy the story behind every Indonesian stamp. A small piece of paper that tells you so much Indonesia. Spread philatelic seeds now,they will bloom and bear fruits one day.
Sebelum prangko tercipta, pelunasan biaya pengiriman surat masih dilakukan dengan sejumlah uang tunai. Pembayaran secara tunai ini ada yang harus dibayar terlebih dahulu oleh si pengirim surat tapi ada pula yang harus dibayar oleh sialamat.
Prangko pertama diterbitkan
di Inggris pada tanggal 6 Mei 1840, setelah itu berkembang ke beberapa negara
termasuk Indonesia. Di Indonesia prangko berkembang dengan melalui beberapa
periode yaitu :
-
Masa penjajahan Belanda
-
Masa Pendudukan Jepang
-
Masa perang Mempertahankan kemerdekaan
-
Masa Demokrasi Liberal
-
Masa Demokrasi terpimpin
-
Masa Orde BaruPerkembangan prangko dimasa Orde Baru mulai tangggal 11 maret 1966 s.d akhir tahun 1980, banyak prangko yang telah diterbitkan sebagai contoh mulai dari prangko Pahlawan Revolusi yang terbit pada tahun 1966 s.d prangko Peringatan 10 Tahun AOPTS ( Asian Oceanic Postel Training School) yang terbit pada tanggal 10-9-1980. berbagai jenis prangko telah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia semakin hari semakin baik prangko yang diterbitkan baik dari desain maupun bahannya. Untuk dapat melihat jenis prangko-prangko yang telah diterbitkan anda dapat melihat pada katalog prangko Indonesia 2000.Masa SekarangSaat ini, prangko dicetak dengan beragam jenis, ada yang berbentuk stiker, ada yang mengandung perekat di bagian belakangnya. Gambar yang dipakai pun sangat bervariasi, mulai dari gambar flora fauna yang dilindungi, olahraga skala international pun juga dijadikan gambar pada prangko. Tapi saat ini, prangko dirasakan menurun jumlah peminat nya, karena surat dengan menggunakan prangko biasanya membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan menggunakan pengiriman melalui kilat khusus dengan hanya dibubuhi cap khusus dari kantor pos atau melalui jasa pengiriman titipan kilat. Juga karena era globalisasi, kita lebih banyak mengirim ’surat’ lewat email, sms atau bbm.Perangko2 Indonesia sekarang sangat cantik dan beraneka ragam. Dari flora fauna, cerita rakyat, hari2 sosial, batik bahkah shio pun ada, seperti shio kelinci dan tikus.Seri ShioCoba lihat, indah dan cantik, bukan? Perangko sekarang bukan hanya ‘perangko’nya saja, tetapi deatilnya sangat indah.Seri BatikMulai sekarang, mari kita mulai melestarikan perangko2 kita. Jika anak2 kita bisa mengumpulkan perangko2, kita pasti tidak usah ‘mencari2 alasan’ untuk mereka jika mau keluar rumah. Karena, dengan mengumpulkan perangko, kita bisa :1. Melakukan sesuatu dengan detail dan unik. Sebuah perangko yg kecil ini, mungkin banyak dari kita tidak tahu bahwa bukan Cuma nilai nominalnya saja yg ditulis tetapi juga seri2nya.2. Melihat sesuatu dari segi indah, menarik, bersejarah dan bermanfaat ( mahal ).3.Membina persahabatan dengan banyak orang, misalnya dengan bertukar2 an perangko atau jual beli perangko.4. ‘Personal Treasure’ dan bisa menjadi ‘Family Treasure’.5. Dan lain-lain.Banyak manfaat dari perangko. Yang jelas, perangko menjadikan kita lebih melihat keindahan alam dan sejarah dari berbagai Negara, khususnya Indonesia.Era globalisasi, bukan membuat kita meninggalkan ’sesuatu’, khususnya perangko, dan tidak merawatnya. Era globalisasi, seharsnya membuat kita sadar, bahwa melestarikan wajah dan Negara Indonesia, bukan hanya menjadi tugas para ‘pahlawan bangsa. Era globalisasi, harus membuat kita selalu berupaya untuk mencari cara ber-koleksi dengan mengarah ke ‘digital’.
Pada masa tersebut di
Indonesia telah dipergunakan prangko " Raja Willem III" yaitu pada
tahun 1864. Prangko pada zaman Hindia Belanda ini berwarna merah anggur dan
memuat gambar Raja Willem III dari Belanda dalam bingkai berbentuk
persegi,pada bagian atas prangko terdapat tulisan " 10 cent" dan
pada bagian bawahnya memuat tulisan " Postzegel" pada bagian sebelah
kiri memuat tulisan " Nederl" dan pada bagian kanan memuat tulisan"
Indie".prangko Hindia Belanda pertama ini tidak berperforasi (tanpa gigi),
dicetak di negeri Belanda (Utrecht) sebanyak 2.000.000 prangko.Gambar
prangkonya dirancang oleh T.W kaisar dari Amsterdam.
Masa peralihan jaman Hindia Belanda berganti ke jaman Jepang.
Perangko Jepang hasil terbitan Negara Jepang setelag perangko Hindi Belanda habis.
Sesudah pemerintah Hindia
Belanda menyerah tanpa syarat kepada bala tentara jepang tanggal 8 Maret
1942,Pemerintah Sipil dilakukan dibawah Pimpinan Angkatan Perang Jepang. Pada
awal Pendudukan Jepang persediaan prangko Jaman Belanda masih banyak.Karena
prangko baru belum sempat dicetak ,Prangko-prangko lama tetap dipergunakan
dengan membubuhkan cetak tindih yang mempergunakan huruf Jepang. Gambar-gambar
cap tersebut ada yang berupa " Binatang" seperti didaerah Aceh,ada
yang berbentuk" Palang" seperti di Sumatra utara dan ada yang
berwujud "Jangkar" seperti didaerah Indonesia Timur. Cetak tindih
tersebut memuat kata "Dai Nippos Yubin Kyoku" . Setelah melalui masa
cetak tindih maka pada tahun 1943 diterbitkan prangko-prangko Jepang yang
bergambarkan bola dunia dengan peta kerajaan Jepang,kerbau yang sedang
membajak,pantai laut dan lain-lain.
Perangko pertama yg dicetak oleh Pemerintah Indonesia adalah “Memperingati Setengah Tahun Merdeka”.
Perangko ini bernilai nominal 15 sen, tetapi mempunya 2 ukuran.
Bangsa Indonesia tidak
melewatkan peluang emas pada hari hari terakhir perang dunia kedua ketika
jepang menyerah kepada sekutu dengan memproklamirkan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945, tetapi pengambilalihan kekuasaan tidak berjalan
dengan mulus,Karena bala tentara Jepang tidak mau menyerahkan kekuasaan dan
persenjataan mereka kepada pihak Indonesia.Demikian pula dengan pelayanan pos,
selama lebih dari sebulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI masih ditangani
olah Dinas Pos Jepang.
Tetapi tanggal 29 September
1945 ,tentara Belanda yang membonceng tentara sekutu yang bertugas melucuti
persenjataan Jepang mendarat di Batavia,terjadilah perang fisik yang paling
berdarah dalam sejarah bangsa Indonesia yang menelan korban lebih dari 1 juta
jiwa.Perang berlangsung sejak Oktober 1945 s.d akhir 1949.
Dari sudut Filateli masa
tersebut sangat menarik karena ada 3 pelayanan pos yang diselenggarakan oleh
dua negara yang bermusuhan diatas wilayah yang sama.Dikota-kota besar yang
berhasil direbut Belanda berlangsung pelayanan pos dengan menggunakan prangko
Ned-Indie,dilain pihak daerah yang masih dikuasai oleh RI pelayanan pos
diselenggarakan oleh Djawatan PTT dengan menggunakan Prangko Indonesia.
Prangko pertama yang dicetak oleh Pemerintaha Republik Indonesia yaitu "Memperingati setengah tahun
merdeka", dalam memperingati 1 tahun Merdeka Pemerintah Indonesia menerbitkan prangko seri
Revolusi tanpa perekat yang pada
waktu di cetak di jakarta.
Pada permulaan tahun 1950 mulai terdapat prangko : Prangko biasa seri Angka yang terbit pada tahun
1949, Prangko Biasa seri Bangunan ( dengan gambar rumah dan candi ) yang terbit pada tahun 1949, Perangko Peringatan UPU seri UPU yang terbit pada tahun 1949. pada awal 1950 sebagian dari sisa persediaan Prangko Seri Angka dan Seri Bangunan dibubuhi cetak tindih” R.I.S” .dan selama tahun 1950 diterbitkanlah prangko-prangko seperti Prangko RIS yang terbit pada tahun 1950,Prangko Peringatan Seri Garuda diterbitkan pada tahun 1950, dll.
1949, Prangko Biasa seri Bangunan ( dengan gambar rumah dan candi ) yang terbit pada tahun 1949, Perangko Peringatan UPU seri UPU yang terbit pada tahun 1949. pada awal 1950 sebagian dari sisa persediaan Prangko Seri Angka dan Seri Bangunan dibubuhi cetak tindih” R.I.S” .dan selama tahun 1950 diterbitkanlah prangko-prangko seperti Prangko RIS yang terbit pada tahun 1950,Prangko Peringatan Seri Garuda diterbitkan pada tahun 1950, dll.
Seri peringatan UPU
Pada awal tahun 1950 setelah
berakhirnya masa Perang Kemerdekaan, PTT Indonesia memulai lembaran baru dalam
sejarahnya.Sebagai akibat taktik bumi hangus gerakan-gerakan gerilya pejuang,
berpuluh-puluh Kantor Pos,Kantor Telegrap dan Kantor Telepon hancur. Hal ini
merupakan tantangan bagi PTT karena dengan kejadian tersebut merupakan
hambatan terhadap lancarnya usaha pengluasan dan pembangunan Jawatan PTT. Salah
satu sumber pendapatan Jawatan PTT untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
eksploitasi Perusahaan adalah hasil penjualan benda-benda pos, antara lain
berbagai jenis prangko,sampul,warkatpos,kartupos,kupon balasan internasional
formulir-formulir dan lain-lain. Dalam memnuhi kebutuhan tersebut maka diadakan
pembaharuan kontrak antara Jawatan PTT dengan N.V Joh.Enschede en Zonen di
Haarlem (Negeri Belanda) untuk pencetakan prangko harga Rp 1,- keatas dalam
masa 5 tahun mulai tanggal 1 Januari 1950.
Pada permulaan tahun 1950
muali terdapat prangko : Prangkjo biasa seri Angka(smelt) yang terbit pada
tanggal 1-1-1949, Prangko Biasa seri Bangunan(dengan gambar rumah dan candi)
yang terbit pada tanggal 1-9-1949, Prangko Peringatan UPU seri UPU yang terbit
pada tanggal 1-10-1949. pada awal 1950 sebagian dari sisa persediaan Prangko
Seri Angka dan Seri Bangunan dibubuhi cetak tindih" R.I.S" .dan
selama tahun 1950 diterbitkanlah prangko-prangko seperti Prangko RIS yang
terbit pada tanggal 17-1-1950,Prangko Peringatan Seri Garuda diterbitkan pada
tanggal 17-8-1950 dll.
Seri “Kembali ke UUD 1945″.
Pada tahun 1959-1965 banyak
juga prangko yang diterbitkan seperti Prangko Biasa, Prangko
Peringatan,Prangko Istimewa dan Prangko Amal. Untuk memperingati Dekrit
Presiden Soekarno tanggal
5 Juli 1959 yang menyatakan berlakunya kembali Undang-undang dasar 1945 ,
dikeluarkanlah pada tanggal 17-8-1959 Prangko Peringatan "Berlakunya
kembali UUD 1945" prangko tersebut terdiri dari 4 buah dengan harga 20
sen,50 sen,75 sen, Sampul Hari Pertama diterbitkan dengan harga Rp 7,50,-.
Pada tanggal 26-10-1959 diterbitkan Prangko Peringatan seri Konperensi Kolombo
ke II berhubung diadakannya Konperensi Rencana Kolombo ke II di
Yogyakarta.Dalam tahun 1960 dikeluarkan Prangko Peringatan seri " Kongres
Pemuda Seluruh Indonesia ", tahun Pengunsi Sedunia, seri Hari Kesehatan
Sedunia." Pembasmian Malaria" dan prangko amal seri "Hari
SosialĂ dan prangko biasa seri Presiden dan seri Hasil Bumi.
Pada tahun 1962 bertalian dengan Asian games ke IV di Jakarta tahun 1962 diterbitkan seri Asian Games.
Pada tahun 1962
bertalian dengan Asian games ke IV di Jakarta tanggal 22 Agustus 1962 s.d 6
September 1962 diterbitkan seri Asian Games.Pada tahun 1963 diantaranya
diterbitkan seri Bendera Merah Putih, dan pada tahun 1964 diterbitkan seri
Presiden,Transport dan Komunikasi.
Seri Soekarno dengan seri pahlawan Indonesia
Selama masa
Demokrasi Terpimpin ini Jawatan PTT,PN Postel dan PN Pos dan Giro mempunyai
fungsi sosial
dalam pengumpulan dana bagi badan-badan sosial memberikan hasil bersih dari
harga tambahan prangko- prangko amal kepada badan-badan sosial.
0 komentar:
Posting Komentar